Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Marketplace Ilegal Terbesar Ditutup Pihak Berwajib
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - DarkMarket, yang dilaporkan sebagai pasar web gelap terbesar di dunia, ditutup. Aksi ini dilakukan oleh operasi internasional yang terkoordinasi Europol, menurut pihak berwenang. Penegak hukum Jerman menangkap pria Australia yang diyakini sebagai operator situs ilegal tersebut, dan menyita 20 server yang menampungnya.

The Guardian melaporkan, Rabu (13/1/20201), penutupan ini mengakhiri sarang aktivitas ilegal di dunia digital. Sebelum penutupannya, DarkMarket menampung hampir 500.000 pengguna. Juga telah memfasilitasi lebih dari 320.000 transaksi terlarang, menurut Europol.

Baca Juga:
Bikin Melongo, Segini Harga Data Pribadi di Dark Web

Pasar web gelap memperdagangkan barang ilegal dan terlarang di website resmi, mulai dari narkoba, uang palsu hingga detail kartu kredit curian dan malware. Menurut perkiraan Europol, keuntungan dari ecommerce ilegal ini sekitar US$US171 juta perhari, dalam campuran bitcoin dan monero.

Otoritas Eropa berencana untuk menggunakan server DarkMarket yang disita dari Ukraina dan Moldova untuk mencari pelaku kejahatan. Menurut perkiraan, pembeli dan penjual ada yang menggunakan situs tersebut untuk transaksi kriminal.

DarkMarket ditemukan berkat hasil dari penyelidikan terhadap perusahaan hosting web Cyberbunker. Cyberbunker (yang sebenarnya terletak di bekas bunker NATO) menampung server untuk The Pirate Bay dan WikiLeaks di masa lalu. Temuan kasus DarkMarket ini menjadi titik awal yang berharga untuk penyelidikan situs ilegal lainnya.

Baca Juga:
Jutaan Data Pengguna Bhinneka Diobral di Dark Web

Beberapa tahun terakhir masyarakat dunia sempat dikhawatirkan dengan munculnya website internet gelap seperti DarkMarket. Isu perdagangan manusia hingga penjualan anak juga sempat terdengar, banyak dilakukan transkasi di DarkMarket.

Wall Street Market, pasar web gelap lainnya, mengalami nasib yang sama pada 2020. Selama investigasi Eropa, situs lasin sejenis, seperti Empire Market, telah menghilang seluruhnya. Salah satu alasannya, pelaku takut ditangkap hingga akhirnya mengalami kerugian lebih parah.

Lembaga pemerintah negara-negara di dunia semakin agresif dalam memburu pasar ini. Mereka juga lebih cerdas dalam memahami cara kerjanya.

SHARE:

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun

Microsoft "Rayu" Pengguna Windows 10 untuk Beli PC Copilot+