Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Wow, Jumlah Malware Lebihi Jumlah Gadget di Seluruh Dunia!
SHARE:

Technologue.id, Jakarta – Internet-of-Things (IoT) hadir dan menjanjikan kemudahan dalam hidup manusia. Ketika semua perangkat bisa saling "berkomunikasi" alias terhubung ke internet, maka aktivitas Anda akan jauh lebih mudah dikontrol, efisien, dan memungkinkan melakukan hal-hal yang di era sebelum internet belum terjadi. Akan tetapi, perlu dipahami bahwa era IoT juga hadir dengan konsekuensi, yakni rawannya penjahat siber membobol perangkat Anda.

Baca juga:

Tesla Ingin Letakkan Supercharger di Swalayan

Terkait fenomena ini, para ahli Kaspersky Lab telah melakukan penelitian terhadap malware IoT dan menemukan bahwa ada lebih dari 7.000 malware yang lebih dari setengahnya muncul di tahun 2017. Dari ribuan jenis ancaman itu, dua di antaranya yaitu botnet Mirai dan Hajime, terpantau makin kuat. Menariknya, jumlah itu bahkan melebihi kisaran perangkat pintar yang digunakan di seluruh dunia, seperti smartwatch, smartTV, router, kamera, dan tentu saja smartphone, yaitu 6 miliar. Jadi, sangat mungkin tiap gadget saat ini terserang oleh setidaknya satu macam malware.

Baca juga:

Di Mana Pasar Smartphone Terbesar di Dunia?

Lebih lanjut, perusahaan keamanan siber global itu juga mencatat tiga negara teratas target malware ke perangkat IoT, yakni Cina (17 persen), Vietnam (15 persen), dan Rusia (8 persen). Tiga negara tadi lantas diikuti oleh Brasil, Turki, dan Taiwan sebesar 7 persen.

Baca juga:

3 Smartphone Dual-Camera Murah Saingan Xiaomi Mi A1 di Indonesia

"Masalah keamanan perangkat pintar sangat serius, dan menjadi hal yang harus kita waspadai," kata Vladimir Kuskov, security expert Kaspersky Lab, pada redaksi (22/09/17). "Berbagai analis memperkirakan bahwa pada tahun 2020 [korban serangan malware] bisa tumbuh menjadi 20-50 miliar perangkat."  

SHARE:

Uji Starship, SpaceX Pilih Turunkan Roket ke Laut Dibanding Ditangkap

Ini Alasan Departemen Kehakiman AS Tuntut Google Jual Chrome