Technologue.id, Jakarta - Game Call of Duty: Black Ops 6 yang baru dirilis mendapat banyak kritik dari penggemarnya. Masalah utama adalah hit registration, di mana peluru yang mengenai lawan tidak terdeteksi.
Activision, sebagai penerbit, mengklaim bahwa masalah ini disebabkan oleh efek visual darah yang muncul meskipun tembakan meleset. Pernyataan ini justru memicu kemarahan fans, yang merasa Activision tidak mengakui kesalahan dan bahkan menuduh perusahaan melakukan manipulasi.
Meski menuai kritik, Activision tetap menyebut Black Ops 6 sebagai peluncuran tersukses dalam sejarah Call of Duty, dengan rekor jumlah pemain dan waktu bermain dalam 30 hari pertama sejak rilis pada 25 Oktober. Sebagai apresiasi, acara double XP diadakan dari 27 November hingga 2 Desember, memungkinkan pemain meraih pengalaman dua kali lipat di berbagai mode.
Namun, acara tersebut tidak cukup untuk meredam kekecewaan. Banyak pemain tetap mengeluhkan peluru yang tidak terdeteksi meskipun mengenai target. Di Twitter, pernyataan terbaru Activision yang menyalahkan efek visual darah menuai kritik tajam, dengan kreator konten seperti Westie dan Loochy mengecam alasan tersebut.
Masalah serupa juga dilaporkan di Warzone, mode battle royale gratis dari Call of Duty. Seorang YouTuber, FlexZ, bahkan membagikan bukti video tentang peluru yang tidak terdeteksi meskipun mengenai lawan.
Komunitas kini menanti respons lebih lanjut dari Activision untuk menyelesaikan masalah ini.