Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Jepang Sukses Luncurkan Satelit Kayu Pertama ke Luar Angkasa
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Peneliti Jepang meluncurkan satelit kayu pertama di dunia bernama LignoSat pada Selasa, (5/11/2024). Uji coba ini menjadi awal penggunaan kayu dalam eksplorasi bulan dan Mars.

Universitas Kyoto dan developer Sumitomo Forestry mengembangkan LignoSat ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dalam misi SpaceX. Nantinya LignoSat akan dilepaskan ke orbit sekitar 400 km di atas Bumi.

Nama LignoSat sendiri berasal dari kata Latin untuk 'kayu'. Satelit kayu inovatif ini seukuran telapak tangan dan bertugas menunjukkan potensi kosmik dari material terbarukan tersebut saat manusia mengeksplorasi kehidupan di luar angkasa

Baca Juga:
China Luncurkan Satelit Queqiao-2 untuk Mendukung Misi Bulan

“Dengan kayu, material yang dapat kita produksi sendiri, kita akan dapat membangun rumah, tinggal, dan bekerja di luar angkasa selamanya,” kata Takao Doi, seperti dikutip dari Engadget (6/11).

Doi adalah seorang astronot yang telah terbang dengan Pesawat Ulang Alik dan mempelajari aktivitas luar angkasa manusia di Universitas Kyoto. Dengan rencana 50 tahun untuk menanam pohon dan membangun rumah kayu di bulan dan Mars, tim Doi memutuskan untuk mengembangkan satelit kayu bersertifikasi NASA. Mereka berupaya membuktikan bahwa kayu adalah material kelas antariksa.

“Pesawat terbang awal tahun 1900-an terbuat dari kayu,” kata profesor ilmu kehutanan Universitas Kyoto Koji Murata. “Pembuatan satelit kayu tentu juga memungkinkan.”

Kayu lebih tahan lama di antariksa daripada di Bumi karena tidak ada air atau oksigen yang dapat membusuk atau membakarnya, Murata menambahkan. Satelit kayu juga meminimalkan dampak lingkungan pada akhir masa pakainya, kata para peneliti Jepang.

Baca Juga:
Jepang Uji Coba Roket H3, Lepas Dua Satelit Observasi

Satelit yang dinonaktifkan harus memasuki kembali atmosfer agar tidak menjadi puing antariksa. Sedangkan satelit logam konvensional menghasilkan partikel aluminium oksida selama memasuki kembali atmosfer. Namun, satelit kayu akan terbakar dengan polusi yang lebih sedikit, kata Doi.

“Satelit logam mungkin akan dilarang di masa mendatang,” kata Doi. “Jika kami dapat membuktikan bahwa satelit kayu pertama kami berfungsi, kami ingin mengajukannya ke SpaceX milik Elon Musk.”

Satelit kayu LignoSat terbuat dari honoki, menggunakan teknik kerajinan tradisional Jepang tanpa sekrup atau lem.

Para peneliti menemukan bahwa honoki, sejenis pohon magnolia asli Jepang paling cocok untuk wahana antariksa. Honoki, bahan konvensional dari sarung pedang ini, sudah menjalani percobaan selama 10 bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Setelah pengerahan, LignoSat akan tetap berada di orbit selama enam bulan. Komponen elektronik di dalamnya mengukur seberapa kuat kayu bertahan di lingkungan luar angkasa yang ekstrem.

Di luar angkasa, suhu berfluktuasi dari -100 hingga 100 derajat Celsius setiap 45 menit saat mengorbit dari gelap ke terang. LignoSat juga akan mengukur kemampuan kayu untuk mengurangi dampak radiasi luar angkasa pada semikonduktor.

SHARE:

Google Batal Bikin Pixel Tablet 2, Hindari Persaingan dengan Apple?

Ini Respons Kemenperin soal Proposal Investasi Apple Rp1,58 Triliun