Contact Information

Alamat: Komplek Rumah Susun Petamburan Blok 1 Lantai Dasar, Tanah Abang - Jakpus 10260

We're Available 24/ 7. Call Now.
Layanan Iklan Facebook Nge-bug, Pengiklan Kena Tagihan Ekstra Tapi Iklan Tak Muncul
SHARE:

Technologue.id, Jakarta - Sistem periklanan Facebook mengalami masalah teknis pada Minggu (23/04) dini hari sekitar pukul 2 pagi, yang membuat beberapa pengiklan dikenakan biaya tambahan untuk iklan yang anehnya, tidak tayang sama sekali. Laporan mengindikasikan bahwa Meta, perusahaan induk Facebook, membebankan biaya lebih dari dua kali lipat dari jumlah yang telah disepakati. Jumlahnya berkisar mulai dari ratusan hingga ratusan ribu dolar. Meta juga sempat menonaktifkan sebagian sistem periklanannya tanpa mengomunikasikan ataupun memberi informasi apapun kepada jutaan pelanggannya.

Meta kemudian mengumumkan bahwa sistem telah terkena bug dan berjanji untuk mengikuti “proses refund normal" yang mereka miliki, tetapi Meta hanya memberikan sedikit informasi tentang apa yang telah terjadi pada sistem periklanan mereka.

Baca Juga:
Facebook dan Perusahaan Media Sosial Lainnya Dilarang Menerbitkan Informasi Palsu

Perusahaan induk Facebook tersebut mengatakan bahwa masalah ini telah terselesaikan Senin (24/04) lalu sekitar pukul 7 pagi WIB, hampir 16 jam sejak masalah tersebut pertama kali terdeteksi. Menurut seorang juru bicara Meta, masalah ini hanya mempengaruhi penayangan iklan di Facebook saja, dan tidak mempengaruhi Instagram ataupun properti Meta lainnya.

Pada hari Minggu, sejumlah pengiklan menyadari bahwa telah terjadi peningkatan tajam pada jumlah biaya yang dibebankan Meta pada mereka, melampaui batas yang telah ditetapkan sebelumnya untuk kampanye iklan mereka.

Dalam beberapa kasus, glitch tersebut bahkan menyedot seluruh anggaran iklan mereka dalam hitungan jam. Yang lebih buruk lagi, para pengiklan merasa bahwa kampanye iklan tersebut tidak memberikan hasil yang lebih efektif. Mungkin iklan tersebut tidak ditampilkan kepada lebih banyak orang ataupun menghasilkan lebih banyak klik. Hal ini tentu meresahkan para pengiklan mengingat Meta telah mencaplok sejumlah tambahan biaya dari akun mereka.

Baca Juga:
Bersaing dengan TikTok, Facebook Kembali Pasang Perpesanan dalam Aplikasi

Sistem periklanan Meta seringkali dianggap kurang transparan, bahkan bagi orang yang bekerja di industri teknologi periklanan. Jika dibandingkan dengan perusahaan teknologi lainnya, Meta tetap dianggap memiliki masalah dengan transparansi. Pasalnya, satu-satunya sistem indikator yang dimiliki pengiklan untuk mengetahui informasi dari Meta tentang masalah apapun adalah sebuah laman status yang menginformasikan apakah sistem sedang berjalan atau tidak.

Secara umum, cara kerja sistem periklanan Meta dimulai dengan para pengiklan memberikan informasi soal tujuan yang ingin mereka capai lewat kampanye mereka, menetapkan anggaran, dan menunggu saat algoritma perusahaan menjalankan kampanye untuk mereka.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan mainan mungkin ingin menghabiskan 5.000 USD selama dua minggu untuk mencoba menarik perhatian para orangtua agar mengunjungi situs web mereka. Meta kemudian akan mengontrol berapa banyak uang yang dihabiskan untuk kampanye dengan tujuan tersebut dan kapan uang tersebut akan digunakan. Para pengiklan dapat memeriksa sistem Meta untuk melihat laporan tentang seberapa baik kampanye iklan tersebut berjalan, tetapi para pengiklan tidak dapat mengetahui secara detail soal apa saja yang terjadi di sisi lain.

Selama jeda 16 jam dimana para pengiklan tidak mendapat kabar apapun dari Meta, mereka dihadapkan pada keputusan yang sulit; menghentikan kampanye iklan mereka untuk sementara atau tetap lanjut dan percaya bahwa Meta akan memperbaiki masalah tersebut. Untuk perusahaan besar, mempertaruhkan dana yang setara dengan biaya penayangan iklan selama satu hari penuh mungkin bukan masalah besar. Namun di sisi lain juga terdapat jutaan bisnis kecil yang bergantung pada sistem periklanan Meta, dan cukup banyak dari mereka yang beroperasi dengan margin tipis. Bagi mereka, masalah ini tentu dapat berakibat fatal.

SHARE:

Pria Divonis 18 Tahun Penjara Akibat Pakai AI Bikin Konten CSAM

Ini Alasan iPhone 16 Dilarang Dijual di Indonesia