Technologue.id, Jakarta - Mahkamah Agung Venezuela menjatuhkan denda sebesar $10 juta atau lebih dari Rp162 miliar kepada TikTok karena dituding gagal mengendalikan penyebaran tantangan viral yang menyebabkan kematian tiga anak.
Hakim Tania D'Amelio mengatakan pada hari Senin (30/12/2024), bahwa anak perusahaan dari Bytedance tersebut memiliki waktu delapan hari untuk membayar denda kepada Komisi Komunikasi Nasional (Conatel). Denda tersebut akan digunakan sebagai kompensasi kepada para korban tantangan viral.
Tidak hanya itu saja, pemerintah Venezuela juga menuntut agar TikTok mendirikan kantor di negara tersebut. Namun pengadilan tidak merinci apa konsekuensinya jika TikTok tidak mematuhi putusan tersebut.
Baca Juga:
Upaya Banding TikTok Cegah Larangan Beroperasi di AS
D'Amelio mengatakan tiga orang muda telah meninggal dan banyak lainnya telah terdampak oleh tantangan ini. Pada bulan November, Presiden Venezuela Nicolás Maduro mengatakan setidaknya dua dari anak-anak tersebut telah meninggal setelah berpartisipasi dalam tantangan menghirup zat beracun atau minum obat kecemasan tanpa tertidur.
Trump meminta Mahkamah Agung untuk menghentikan sementara larangan TikTok, di sisi lain pemerintahan Biden mengatakan aplikasi tersebut menimbulkan ancaman serius.
Putusan pengadilan yang dibacakan oleh D'Amelio mengatakan TikTok belum menerapkan langkah-langkah yang diperlukan dan memadai untuk mencegah penyebaran publikasi yang isinya menyinggung apa yang disebut tantangan viral, yang melanggar sistem hukum di Venezuela.
Keputusan tersebut muncul setelah organisasi pendidikan Gerakan Bolivarian Keluarga Aristóbulo Istúriz mengajukan banding untuk perlindungan yang, menurut D'Amelio, tantangan viral memengaruhi anak di bawah umur secara psikologis.
Baca Juga:
TikTok Dituding Langgar Undang-Undang Privasi Anak
Pengadilan menerima banding untuk perlindungan tersebut setelah Maduro pada bulan November menuntut TikTok untuk menghapus konten yang terkait dengan tantangan viral.
Pemerintah Venezuela sebelumnya telah mengeluarkan pembatasan pada platform media sosial.
Pada bulan Agustus, Maduro mengumumkan bahwa Conatel telah menangguhkan akses ke jejaring sosial X selama 10 hari, setelah pemiliknya Elon Musk mempertanyakan hasil pemilihan presiden pada tanggal 28 Juli. Namun, banyak warga Venezuela masih dapat mengakses X dengan menggunakan Virtual Private Network (VPN) untuk menyembunyikan alamat IP mereka.